Selamat malam teman-teman..
Selamat membaca..
Jangan lupa vote dan coment..
Typo bertebaran..
“Assalamualaikum, Ayah –Bunda..” seperti biasa saat masuk kedalam rumah Eli akan masuk dengan mengucap salam dan setelahnya dia akan nyelonong masuk.
Tetapi langkah kaki nya harus terhenti saat tahu siapa yang kini sedang berkumpul di ruang tamu rumahnya.
Ada kedua orang tuanya. Lelaki paruh baya yang terlihat agak sepuh, meskipun jarang berpapasan langsung saat di pesantren ,tapi Eli masih mengingat. Pak kyai Hadi tersenyum kearahnya, dan di sebelah nya wanita yang juga sudah paruh baya namun masih terlihat cantik. Beliau yang kemarin baru saja berbincang dengan nya. Bu nyai Kiky.
Ketika Eli melihat kesebelah kiri pak kyai Hadi, dia menahan nafas
“Astagfirullah, itukan akhi yang itu.” Ucapnya dalam hati saat melihat gus Awe.
Mereka berpandangan dalam satu detik sampai akhirnya..
“Yang ditunggu akhirnya datang juga. Dari mana saja kamu de?” Tanya Bunda Eli.
Eli pun tersentak, langsung mengambil tangan para orang tua satu per satu untuk ia cium. Tak lupa Eli mengatupkan tangan di depan dada saat menatap pak kyai Hadi dan hmm pria itu yang sudah tersenyum kearahnya.
Ada desiran aneh saat pria itu menatapnya. Tak tahu kenapa jantung Eli terasa layaknya tersengat listrik, ada getaran-getaran aneh yang ia rasakan. Benar ,mata perempuan itu terkunci pada sosok didepannya.
“Ekhem..” Eli menoleh pada bundanya.
“ Tadi habis dari Cinta Baca bun, mampir makan siang sebentar.”
“Ayah, ini ada acara apa ya? Kok semuanya pada ngumpul disini?” lanjut Eli bertanya pada Ayahnya, penasaran.
“Sudah, Eli duduk saja dengarkan baik-baik,” titah pak Herdi pada putri nya itu.
“Baiklah, kita mulai saja Herdi.” Pak kyai Hadi membuka pembicaraan.
Entah mengapa hati Eli tak bias berhenti berdetak kencang sejak tadi. Menebak-nebak apa gerangan yang akan dibicarakan para orang tua. “Iya Abbah, silahkan.”
To be continue..
Kira-kira apa yang akan dibicarakan yaah??..
Ada yang bisa nebak..?
Candikavilla reads 