Happy reading…
Happy wekend…
Jhan lupa vote n coment..
“Maksud kedatangan kami sekeluarga kesini yaitu tak lain karena hajat dari putra kami ini.” pak kyai Hadi melirik gus Awe yang sedang duduk di sebelah abahnya itu.
“Kau pasti sudah paham kan, kalau putraku ini sudah waktunya untuk berpikir serius tentang masa depannya. Dia sudah siap untuk membina rumah tangga. Saat kami meminta untuk mencari jodoh, ternyata dia sudah memiliki pilihannya sendiri, yaitu putrimu Eli.” ucap pak kyai Hadi kepada Ayah Eli.
Seketika jantung Eli serasa melorot dari tempat nya. Eli mencubit lengannya sendiri untuk memastikan jika ini bukan sebuah mimpi.
“Baik pak kyai, kami sebagai orang tua sepenuhnya menyerahkan keputusan pilihan pada putri kami.” Ayah Eli memandang Eli yang sedang menunduk, tiba-tiba merasa gugup serta malu.
“Wildhan, abah sudah jelaskan kedatangan kita kesini, sekarang kamu jabarkan sendiri niat kamu didepan orang tua serta perempuan yang kamu inginkan.”ucap pak kyai Hadi memberikan waktu kepada gus Awe untuk mengungkapkan niatnya.
“Iya abah,” jawab gus Awe.
Lelaki itu mengangkat wajahnya, menatap tepat kepada ayah Eli ketika akan menyampaikan isi hatinya.
“Maaf bapak, jika kedatangan kami kesini begitu mendadak. Niat saya kesini membawa abah dan umi kedua orang tua saya adalah untuk meminta Eli Al-Istiqomah sebagai calon istri saya, dalam kata lain saya ingin mengkhitbah Eli.” ucapan gus Awe yang lugas membuat mata Eli membelalak, dia terlalu kaget mendengarnya.

“Kakak ini bercanda ya?” ceplos Eli tiba-tiba. Seketika pusat mata tertuju pada Eli.
“Maksudnya, kita kan tidak pernah bertemu.” ucap Eli menambahkan.
“Saya tidak pernah becanda Eli, saya serius. Kita memang belum pernah bertemu sebelumnya karna kamu sedang sakit di saat saya mengajar. Tetapi nama kamu yang membawa saya sholat Istiharah.” penjelasan gus Awe dengan tegas tetapi penuh dengan kelembutan.
“Jadi, bagaimana Eli. Apa kamu menerima pinangan saya?”
To be continue..
Kira-kira di terima nggak ya..
Aku yang deg-deg an loh..